Sabtu, 02 November 2013
Guru Teupa
Guru teupa adalah sebutan atau panggilan untuk pembuat kujang pusaka yang cara pembuatan nya masih menggunakan cara lama atau melakukan tradisi buhun seperti melakukan penghitungan hari,laku tirakat atau puasa dan sesajen
Setiap pemesan yang menginginkan kujang pusaka akan ditanyakan nama lengkap ,pekerjaan ,weton atau hari kelahiran,nama orang tua,dan silsilah keturunan.
Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui jenis pusaka kujang yang manakah yang akan dibuat supaya cocok bagi pemilik nya kelak.
Pada jaman modern sekarang ini sudah sangat langka sekali guru teupa yang ada di jawa barat.Ada beberapa pengrajin kujang yang dalam pengerjaan nya sudah tidak memakai tetekon ,mereka membuat kujang yang semata mata untuk memenuhi kebutuhan koleksi pajangan atau cidera mata saja.
Bentuk atau kreasi kujang pajangan ini tampak lebih menarik dari sisi eksoteri nya,wajar saja karena mereka lebih mengutamakan tampilan luar daripada isi tuah atau kandungan isoteri nya.
Pengrajin kujang yang tidak melakukan tradisi seperti uraian diatas tidak bisa disebut atau dipanggil sebagai guru teupa tetapi mereka adalah pengrajin atau pandai besi biasa seperti kebayakan orang yang membuat golok ,cangkul,parang atau perabotan dan sejata tajam lain nya.
Kujang pusaka yang akan dibuat untuk seorang pemesan akan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan cara tirakat untuk mendapatkan wangsit atau petunjuk ghoib,jika hal itu sudah didapat maka barulah guru teupa menentukan hari yang baik untuk memulai mengerjakan pesanan tersebut.
Proses pembuatan kujang pusaka tidak bisa dilakukan dengan cara sembarangan,sebab guru teupa akan melakukan puasa disaat penempaan dan tentu saja hal ini menjadikan proses pembuatan kujang pusaka memakan waktu yang cukup panjang.Jika semua proses pembuatan sudah selesai maka guru teupa pun akan memberikan nama bagi kujang pusaka atau kujang ageman tersebut. Nama kujang tentu saja sudah disesuaikan dengan calon pemegang pusaka tersebut dan nama kujang nya pun harus didapat dengan cara semedhi atau tapakur sampai mendapatkan bisikan nama yang pas dan sesuai bagi pemilik nya .
Syukuran dengan menghadirkan beberapa kerabat ,tetangga dan sesepuh untuk berdo'a memanjatkan puja dan puji kepada Sang Pencipta menandakan bahwa kujang pusaka tersebut sudah siap untuk diserahkan kepada pemesan nya.
Demikian lah sekilas tentang guru teupa yang diambil dari pengalaman pribadi saya bersama seorang guru teupa yang telah banyak memberikan ilmu kepada saya.
Semoga beliau mendapat perlindungan atas kebaikan nya .
Setiap pemesan yang menginginkan kujang pusaka akan ditanyakan nama lengkap ,pekerjaan ,weton atau hari kelahiran,nama orang tua,dan silsilah keturunan.
Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui jenis pusaka kujang yang manakah yang akan dibuat supaya cocok bagi pemilik nya kelak.
Pada jaman modern sekarang ini sudah sangat langka sekali guru teupa yang ada di jawa barat.Ada beberapa pengrajin kujang yang dalam pengerjaan nya sudah tidak memakai tetekon ,mereka membuat kujang yang semata mata untuk memenuhi kebutuhan koleksi pajangan atau cidera mata saja.
Bentuk atau kreasi kujang pajangan ini tampak lebih menarik dari sisi eksoteri nya,wajar saja karena mereka lebih mengutamakan tampilan luar daripada isi tuah atau kandungan isoteri nya.
Pengrajin kujang yang tidak melakukan tradisi seperti uraian diatas tidak bisa disebut atau dipanggil sebagai guru teupa tetapi mereka adalah pengrajin atau pandai besi biasa seperti kebayakan orang yang membuat golok ,cangkul,parang atau perabotan dan sejata tajam lain nya.
Kujang pusaka yang akan dibuat untuk seorang pemesan akan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan cara tirakat untuk mendapatkan wangsit atau petunjuk ghoib,jika hal itu sudah didapat maka barulah guru teupa menentukan hari yang baik untuk memulai mengerjakan pesanan tersebut.
Proses pembuatan kujang pusaka tidak bisa dilakukan dengan cara sembarangan,sebab guru teupa akan melakukan puasa disaat penempaan dan tentu saja hal ini menjadikan proses pembuatan kujang pusaka memakan waktu yang cukup panjang.Jika semua proses pembuatan sudah selesai maka guru teupa pun akan memberikan nama bagi kujang pusaka atau kujang ageman tersebut. Nama kujang tentu saja sudah disesuaikan dengan calon pemegang pusaka tersebut dan nama kujang nya pun harus didapat dengan cara semedhi atau tapakur sampai mendapatkan bisikan nama yang pas dan sesuai bagi pemilik nya .
Syukuran dengan menghadirkan beberapa kerabat ,tetangga dan sesepuh untuk berdo'a memanjatkan puja dan puji kepada Sang Pencipta menandakan bahwa kujang pusaka tersebut sudah siap untuk diserahkan kepada pemesan nya.
Demikian lah sekilas tentang guru teupa yang diambil dari pengalaman pribadi saya bersama seorang guru teupa yang telah banyak memberikan ilmu kepada saya.
Semoga beliau mendapat perlindungan atas kebaikan nya .
.jpg)
Langganan:
Postingan (Atom)